ANTARA
AKU DAN DIA
Semuanya
terjadi begitu saja berawal dari kebersamaanku mengikuti suatu lomba dengan di
damping oleh seorang guruku. Dia adalah seorang cowok yang cerdas, jenius dia
sangat baik memang dia tidaklah begitu gagah namun kebaikan dan kecerdasan yang
di milikinya yang membuatku ingin mengetahui dia lebih jauh. Dia orangnya sangat
baik, itu menurutku. Kami berdua sering mengikuti lomba sehingga keakraban
mendatangi kami. Karena keakraban, kami
sering bertukar pikiran dan terkadang juga kami berdebat karena satu
permasalahan yang kami berbeda pendapat, meskipun kami sering berdebat namun
tidak mambuat kami merasa tidak di hargai atau apalah, namun jarang kami
berdebat tentang masalah-masalah yang tidak terlalu penting terkadang kami
berdebat tentang pelajaran atau permasalahan sekitar lingkungan, karena
seringnya terjadi perdebatan di antara kami berdua tidak membuat kami marah
namun kami berdua semakin akrab, bertukar pikiran atau berdebat aku menyukainya.
Dia memang baik namun ada satu sifat yang kurang baik di milikinya yaitu dia
suka atau mudah marah, namun ini kata orang, aku belum mempercayainya karena
selama aku kenal dan akrab dengannya belum pernah dia memarahiku.
Namaku
Rildanata Lailina aku biasa di sapa Ailin, aku masih duduk di bangku SMA Dan
cowok itu bernama Risky. Tempat kami berdua sering bertukar pikiran yaitu di
perpustakaan sekolah. Awalnya hanya aku yang sering ke perpustakaan sekolah
yaitu setiap jam istirahat setelah aku jajan di kantin sekolah. Aku dan Risky sering di tunjuk oleh guru kami
untuk mewakili sekolah dalam berbagai lomba, sebenarnya aku juga lumayan pintar
sih namun tidak sebanding dengan kepintaran Risky, karena seringnya bersama
akhirnya suatu hari Risky bertanya kepadaku waktu itu kami sedang istirahat
sehabis lomba.
“Ailin
kamu suka membaca yah.?”
“Yah
lumayan” jawabku
“Pantas
saja setiap jam istirahat aku ngeliat kamu di perpus”
“Yah.?
Kamu sering ngeliatin aku yah.?” godaku ku
“Ya
enggaklah, orang Cuma ngeliat kalau aku lewat depan perpustakaan”
“OOooo…
Emangnya kenapa???”
“Nggak”
“Nggak???
Kata yang ku benci!!!”
“Ok
… aku juga suka membaca tapi kalau di perpustakaan sekolah aku malas, habis
kotor sih”
“OO
… menurutku kalau kita punya kemauan membaca dimana saja bisa”
Risky
tak menanggapi ucapanku.
Keesokan
harinya pas jam istirahat Risky sudah ada di dalam perpustakaan saat aku datang,
aku terkejut dan Riskypun memanggilku.
“Ailin
ayo duduk di sini.!” kata Risky
Akupun
menuju Risky, di sinilah awal keakraban kami, kami sering bersama pergi ke
perpustakaan sekolah dan pulang bersama. Aku terlihat sangat akrab dengan Risky
hingga semua orang mengira aku pacaran dengan Risky. Hari demi hari, bulan demi
bulan berlalu. Hingga muncul perasaan yang berbeda. Sebenarnya sudah dari dulu,
namun belum seberapa sih dan ternyata Risky juga mengalami itu.
“Lin.?”
panggil Risky suatu hari di perpustakaan
“Ada
apa Ris.?” tanyaku
“Kamu
ada merasa berbeda nggak di antara kita selama ini.?”
“Maksud
kamu apa Ris.?” tanyaku heran
“Dulu
kita hanya sekedar teman dekat yang sering bersama mengikuti lomba, sekarang
aku ingin kamu jadi pacarku”
Aku
tertawa dengan kubuat-buat …
“Lin
mengapa kamu tertawa.?”
“Ris
kamu sudah gila nembak aku.?”
“Kenapa
aku gila.?”
“Apa
yang kamu bisa harapkan dariku.?”
“Kesabaranmu,
kecerdasan yang kamu miliki”
“Aku
nggak cerdas dan aku orangnya nggak sabaran.”
“Itu
menurutmu tapi menurutku tidak”
“Sorry
Ris aku nggak mau pacaran dulu”
“Kamu
nggak mau atau di larang sama orang tua kamu.?”
“Aku
di larang dan lagi pula aku juga yang nggak mau pacaran”
“Lin
kita udah terlalu dekat dan akrab”
“Bukan
berarti kita harus pacaran Ris aku ingin kita sebatas teman atau sebatas
sahabat saja”
“Lin
aku sangat sayang sama kamu aku suka kamu Lin.”
“Iya
Ris aku tahu, aku juga suka sama kamu tapi usia dan keinginanku yang membatasi
kita, Ris. Aku mohon jangan paksa aku.”
Risky
terkejut dengan penuturanku. Ia terdiam lama. Keheninganpun tercipta, hingga ia
kembali berbicara.
“Baiklah
aku nggak akan memaksa kamu tapi kalau kamu ingin pacaran beritahu aku, aku
janji Lin aku nggak akan pernah menyukai orang lain selain kamu cukuplah kamu
wanita yang ku suka dan kamu akan menjadi orang pertama dan terakhir yang ku
suka”
Ailin
hanya tersenyum.
Beberapa
bulan kemudian Aku dan Risky sibuk dengan belajar sebentar lagi aku akan ujian
kelulusan.
Setelah
ujian. Aku akan kuliahku di kota
Yogyakarta. Pada saat pengumuman hasil ujian ternyata sekolahku lulus 100%.
Perpisahan
sekolah aku memberitahu Risky.
“Ris
aku akan melanjutkan sekolahku di Yogyakarta”
Risky
terkejut …
“Mengapa
terlalu jauh Lin.?”
“Ini
sudah menjadi kemaunku dan kemaun orang tuaku”
“Lin
kita akan semakin jauh”
Aku
hanya terdiam dan tak lama Handphoneku berbunyi, ternyata mamaku …
“Ya ma.? ada apa.?”
tanyaku setelah mengangkat telpon
“Sayang, kamu cepat
pulangnya. mama udah minta izin ke gurumu. 2 jam lagi kita berangkat”
“Iya ma”
Aku
duduk kembali. Risky terlihat sangat sedih.
“Sudahlah
Ris jangan sedih kayak gini. Aku nggak akan pergi selamanya kan. Ris.?”
“Lin,
mengapa kau masih terlihat kuat.? Apakah kau tidak menyukaiku lagi.?”
Aku
memeluk Risky. Ku berkata dalam hati.
“Aku sangat, sangat menyukaimu,
Ris. Namun ini perpisahan, aku harus pergi jauh darimu, aku harus mengejar cita
– cita ku. Aku tidak bisa memikirkan masalah hati untuk saat ini Ris. Dan salah
satu diantara kita harus ada yang kuat, agar perpisahan ini bisa terjadi”
“Ris
aku minta maaf dua jam lagi aku berangkat, mamaku udah nelfon, aku harus pulang,
jaga dirimu baik-baik aku sayang kamu, kalau aku memang di ciptakan hanya untuk
kamu dan kamu di ciptakan hanya untuk aku, pasti kita akan bertemu dan bersatu.
Selamat tinggal yah Ris aku sayang kamu”
Terpaksa
Risky harus melepaskan kepergianku saat aku pergi aku sempat berbalik kulihat
Risky duduk dengan kedua tangan menutup wajahnya.
Hatiku
terasa sakit melihatnya. Ingin aku berbalik dan berlari ke arahnya. Memeluknya
dan berkata aku tidak akan pergi. Namun aku tidak bisa, aku tidak punya pilihan
selain pergi.
“Maafkan
aku. Risky. Aku tidak bisa mengorbankan harapan orang tua ku dan cita – citaku hanya
karena permasalahan hati”
Aku
berjalan dengan air mata dan semakin menjauh. :’(
~~~ THE END ~~~
~Ozoga~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar