Hay.?

Aku dengan caraku. Karena Aku Berbeda.
Aku Berbeda. Maka Bedakan Aku

Jumat, 18 April 2014

TERNYATA PELUKAN PERPISAHANMU

TERNYATA PELUKAN PERPISAHANMU

“Ailiiinn……????” teriak seseorang di depan rumah. Dia adalah sahabatku
“Iya, tunggu sebentar Li!” balas teriakku
Aku berlari melewati Mama.
“Ma, aku berangkat dulu yah?” kataku sambil mencium punggung tangannya
“Hati-hati di jalan”
“Iya, Ma”
Akupun berlari menghampiri sahabatku yang di duduk di atas sepeda motornya.
“Maaf yah Li, aku tadi telat bangun” kataku ketika ku sudah berada di boncengan Lian sahabatku.
“Tidak apa-apa, belum telat kok”
Tak lama mengendarai sepeda motor kamipun sampai di sekolah kami.
SMPN 1 Bantaeng
Di sekolah aku dan Lian satu kelas. 8A.
“Lin, sudah kerja PR matematika?” Tanya Lian ketika kami sudah ada di kelas
“Astaga!! Aku lupa Li” buru-buru aku mengambil buku ku dalam ransel ku.
“Kebiasaan buruk kamu tuh Lin”
“Hehe… Pinjam buku mu yah?” kataku dengan senyuman
“Tidak usah senyum, ini cepat tulis” Lian menyodorkan bukunya
“Hehe …” akupun dengan tergesa-gesa menulis PR matematika yang telah di selesaikan Lian.
Akhirnya selesai dan tak lama bel bertanda pelajaran pertama akan di mulai. Ibu Melia sudah terlihat di pintu kelas.
Pelajaran hari telah usai dan berjalan seperti hari – hari sebelumnya. Aku dan Lian berjalan menuju parkiran. Setelah itu kamipun pulang dan seperti biasa Lian mengantarku pulang ke rumah ku.
“Li sore nanti, jalan yuk!” kataku setelah sampai di rumahku
“Kemana?”
“Kemana saja deh”
“Ok. Ku jemput jam 4 yah?”
“Ok”
“Ku pulang yah Lin”
“Tidak mampir dulu, Li?”
“Lain kali saja yah Lin? Nanti mama nyariin aku”
“Ok deh.” Kata ku dengan senyum
Lian membalas senyumku dan pergi meninggalkan halaman rumah ku.
Pukul 4 sore …
“Ma, aku keluar dulu yah?”
“Mau kemana, Ailin?”
“Aku mau jalan keluar dulu Mama”
“Dengan siapa?”
“Lian, Mama”
“Hati – hati”
“Iya, Ma” kataku sambil mencium punggung tangan mamaku. Setelah itu ku berjalan menuju sahabat ku yang sedang menungguku di depan rumahku.
“Lin, kita kemana dulu?”
“Ke pantai saja”
“Ok deh”
Kami menuju pantai dan menikmati pemandangan laut. Aku teringat dulu ketika masih duduk di bangku kelas 1 SMP. Di pantai ini aku mulai mengenal Lian, di sini awal pertemananku dengannya. Saat itu ku melihatnya duduk sendiri memandangi laut dan ku menghampirinya. Matanya tertuju ke laut tapi fikirannya tak di sana. Ternyata Ayahnya tercinta meninggal kemarin pagi karena kecelakaan lalu lintas. Dan saat itu dia benar – benar terpukul dengan ke pergian Ayahnya.
“Lin?”
“Ya?” aku terbangun dari lamunanku
“Kamu masih ingat dulu, Lin?”
“Iya, bagamaina aku bisa melupakannya”
Kami kembali terdiam dan larut dalam pikiran masing-masing
“Li, nyari boneka yuk!”
“Boneka apaan, Lin?”
“Beneka, Spongebob dan Pactrik”
“Untuk apa Lin?”
“Buat kita berdua, aku Spongebob dan kamu pactrik”
“Memangnya untuk apa Lin?”
“Untuk menandakan persahabatan kita seperti spongebob dan pactrik yang bersahabat, selalu bersama dan selalu ada di setiap saat. Itu juga akan menjadi boneka persahabatn kita”
“Persahabatan kita Lin, tidak usah di lambangkan atau di bandingkan dan di umpamakan dengan sesuatu. Persahabatan itu Cuma butuh kesetiakawanan dan solidaritas kita”
“Begitulah Li, tapi anggap saja itu beneka kita atau apalah Li”
“Baiklah Lin, tapi sebentar yah ku masih ingin berlama – lama disini dulu”
“Baiklah”
Kami terdiam dan kembali memandang ke arah laut.
“Lin?”
“Ya?”
“Jika aku nanti telah tiada, akankah kau melupakan ku?”
“Memangnya kamu mau kemana?”
“Jika nanti ku mati, apakah kau akan melupakanku dan memutuskan persahabatan kita?”
“Ahhh kamu ngomong yang sembarangan saja. Kamu tidak akan kemana – mana, kita akan selalu bersama”
“Lin, bisakah kau berjanji tak akan melupakan ku? Dan kau akan selalu mengunjungi ku?”
“Ahhh sudahlah Li jangan bicara ngawur begitu”
“Lin, biaskah kau berjanji?”
Lian berbicara kepadaku namun pandangannya masih ke laut. Lian terdiam dan mukanya murung.
“Baiklah aku berjanji. Aku tak akan melupakanmu, akan selalu mengunjungimu, kita akan terus bersahabat meskipun kita hidup di alam yang berbeda, dan tempat ini akan menjadi tempat bersejarah kita dan aku juga akan selalu ke tempat ini” setelah itu Lianpun tersenyum dan memelukku erat, tapi ada yang aneh yang aku rasakan namun ku tak tahu apa itu ?
Setelah itu kami menuju toko boneka, dan membeli boneka spongebob dan pactrik. Setelah itu kamipun pulang namun di perjalanan kami kecelakaan. Lian menghindari mobil yang sedang melaju kencang dari arah yang berlawanan, namun kami menabrak mobil yang sedang berhenti Lian terpental jauh, akupun jatuh. Hanya ada luka gores di siku, lengan, dan lutut ku, dan aku bangkit ku lihat Lian terbaring di jalanan dengan darah yang berceceran di sekitarnya dan ku lihat dia memeluk boneka miliknya. Air mata ku seketika jatuh menetes, ku hampiri Lian dan kupeluk tubuhnya yang penuh dengan darah, lalu ku tatap wajahnya dan dia menggoreskan senyumnya, dan setelah itu Lian telah tiada. Aku menangis dan memeluknya.
Setelah pemakaman, tante Salsa bunda Lian memberikan boneka Pactrik kepadaku dia menyuruh ku menyimpannya. Setelah pulang ke rumah aku meletakkan boneka itu di sebelah boneka Spongebob ku. Setelah itu ku bejalan menuju bagasi motorku dan menuju pantai.
Di pantai ku berdiri di tempat di mana ku pertama kali bertemu dan berpisah kemarin.
“Ternyata itu pelukan perpisahanmu, pelukan terakhirmu wahai sahabatku. Terlalu cepat kau pergi meninggalkan aku. Aku tak akan melupakan mu. Jika nanti kau merindukan ku jadikan pantai ini sebagai tempat pertemuan kita. Sahabatku, Lian”



~SELESAI~




~Ozoga~

Tidak ada komentar: