TERNYATA PELUKAN PERPISAHANMU
“Ailiiinn……????”
teriak seseorang di depan rumah. Dia adalah sahabatku
“Iya,
tunggu sebentar Li!” balas teriakku
Aku
berlari melewati Mama.
“Ma,
aku berangkat dulu yah?” kataku sambil mencium punggung tangannya
“Hati-hati
di jalan”
“Iya,
Ma”
Akupun
berlari menghampiri sahabatku yang di duduk di atas sepeda motornya.
“Maaf
yah Li, aku tadi telat bangun” kataku ketika ku sudah berada di boncengan Lian
sahabatku.
“Tidak
apa-apa, belum telat kok”
Tak
lama mengendarai sepeda motor kamipun sampai di sekolah kami.
SMPN
1 Bantaeng
Di
sekolah aku dan Lian satu kelas. 8A.
“Lin,
sudah kerja PR matematika?” Tanya Lian ketika kami sudah ada di kelas
“Astaga!!
Aku lupa Li” buru-buru aku mengambil buku ku dalam ransel ku.
“Kebiasaan
buruk kamu tuh Lin”
“Hehe…
Pinjam buku mu yah?” kataku dengan senyuman
“Tidak
usah senyum, ini cepat tulis” Lian menyodorkan bukunya
“Hehe
…” akupun dengan tergesa-gesa menulis PR matematika yang telah di selesaikan
Lian.
Akhirnya
selesai dan tak lama bel bertanda pelajaran pertama akan di mulai. Ibu Melia
sudah terlihat di pintu kelas.
Pelajaran
hari telah usai dan berjalan seperti hari – hari sebelumnya. Aku dan Lian
berjalan menuju parkiran. Setelah itu kamipun pulang dan seperti biasa Lian
mengantarku pulang ke rumah ku.
“Li
sore nanti, jalan yuk!” kataku setelah sampai di rumahku
“Kemana?”
“Kemana
saja deh”
“Ok.
Ku jemput jam 4 yah?”
“Ok”
“Ku
pulang yah Lin”
“Tidak
mampir dulu, Li?”
“Lain
kali saja yah Lin? Nanti mama nyariin aku”
“Ok
deh.” Kata ku dengan senyum
Lian
membalas senyumku dan pergi meninggalkan halaman rumah ku.
Pukul
4 sore …
“Ma,
aku keluar dulu yah?”
“Mau
kemana, Ailin?”
“Aku
mau jalan keluar dulu Mama”
“Dengan
siapa?”
“Lian,
Mama”
“Hati
– hati”
“Iya,
Ma” kataku sambil mencium punggung tangan mamaku. Setelah itu ku berjalan
menuju sahabat ku yang sedang menungguku di depan rumahku.
“Lin,
kita kemana dulu?”
“Ke
pantai saja”
“Ok
deh”
Kami
menuju pantai dan menikmati pemandangan laut. Aku teringat dulu ketika masih
duduk di bangku kelas 1 SMP. Di pantai ini aku mulai mengenal Lian, di sini
awal pertemananku dengannya. Saat itu ku melihatnya duduk sendiri memandangi
laut dan ku menghampirinya. Matanya tertuju ke laut tapi fikirannya tak di
sana. Ternyata Ayahnya tercinta meninggal kemarin pagi karena kecelakaan lalu
lintas. Dan saat itu dia benar – benar terpukul dengan ke pergian Ayahnya.
“Lin?”
“Ya?”
aku terbangun dari lamunanku
“Kamu
masih ingat dulu, Lin?”
“Iya,
bagamaina aku bisa melupakannya”
Kami
kembali terdiam dan larut dalam pikiran masing-masing
“Li,
nyari boneka yuk!”
“Boneka
apaan, Lin?”
“Beneka,
Spongebob dan Pactrik”
“Untuk
apa Lin?”
“Buat
kita berdua, aku Spongebob dan kamu pactrik”
“Memangnya
untuk apa Lin?”
“Untuk
menandakan persahabatan kita seperti spongebob dan pactrik yang bersahabat,
selalu bersama dan selalu ada di setiap saat. Itu juga akan menjadi boneka
persahabatn kita”
“Persahabatan
kita Lin, tidak usah di lambangkan atau di bandingkan dan di umpamakan dengan
sesuatu. Persahabatan itu Cuma butuh kesetiakawanan dan solidaritas kita”
“Begitulah
Li, tapi anggap saja itu beneka kita atau apalah Li”
“Baiklah
Lin, tapi sebentar yah ku masih ingin berlama – lama disini dulu”
“Baiklah”
Kami
terdiam dan kembali memandang ke arah laut.
“Lin?”
“Ya?”
“Jika
aku nanti telah tiada, akankah kau melupakan ku?”
“Memangnya
kamu mau kemana?”
“Jika
nanti ku mati, apakah kau akan melupakanku dan memutuskan persahabatan kita?”
“Ahhh
kamu ngomong yang sembarangan saja. Kamu tidak akan kemana – mana, kita akan
selalu bersama”
“Lin,
bisakah kau berjanji tak akan melupakan ku? Dan kau akan selalu mengunjungi
ku?”
“Ahhh
sudahlah Li jangan bicara ngawur begitu”
“Lin,
biaskah kau berjanji?”
Lian
berbicara kepadaku namun pandangannya masih ke laut. Lian terdiam dan mukanya
murung.
“Baiklah
aku berjanji. Aku tak akan melupakanmu, akan selalu mengunjungimu, kita akan
terus bersahabat meskipun kita hidup di alam yang berbeda, dan tempat ini akan
menjadi tempat bersejarah kita dan aku juga akan selalu ke tempat ini” setelah
itu Lianpun tersenyum dan memelukku erat, tapi ada yang aneh yang aku rasakan
namun ku tak tahu apa itu ?
Setelah
itu kami menuju toko boneka, dan membeli boneka spongebob dan pactrik. Setelah
itu kamipun pulang namun di perjalanan kami kecelakaan. Lian menghindari mobil
yang sedang melaju kencang dari arah yang berlawanan, namun kami menabrak mobil
yang sedang berhenti Lian terpental jauh, akupun jatuh. Hanya ada luka gores di
siku, lengan, dan lutut ku, dan aku bangkit ku lihat Lian terbaring di jalanan
dengan darah yang berceceran di sekitarnya dan ku lihat dia memeluk boneka
miliknya. Air mata ku seketika jatuh menetes, ku hampiri Lian dan kupeluk
tubuhnya yang penuh dengan darah, lalu ku tatap wajahnya dan dia menggoreskan
senyumnya, dan setelah itu Lian telah tiada. Aku menangis dan memeluknya.
Setelah
pemakaman, tante Salsa bunda Lian memberikan boneka Pactrik kepadaku dia
menyuruh ku menyimpannya. Setelah pulang ke rumah aku meletakkan boneka itu di
sebelah boneka Spongebob ku. Setelah itu ku bejalan menuju bagasi motorku dan
menuju pantai.
Di
pantai ku berdiri di tempat di mana ku pertama kali bertemu dan berpisah
kemarin.
“Ternyata
itu pelukan perpisahanmu, pelukan terakhirmu wahai sahabatku. Terlalu cepat kau
pergi meninggalkan aku. Aku tak akan melupakan mu. Jika nanti kau merindukan ku
jadikan pantai ini sebagai tempat pertemuan kita. Sahabatku, Lian”
~SELESAI~
~Ozoga~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar