Hay.?

Aku dengan caraku. Karena Aku Berbeda.
Aku Berbeda. Maka Bedakan Aku

Jumat, 18 April 2014

PEMBAGIAN HARTA WARISAN

PEMBAGIAN HARTA WARISAN
Di pagi hari nenek ija sedang duduk sendiri sambil menatap langit. Lalu dia teringat kepada cucu-cucunya dan memikirkan umurnya yang sudah tua. Dia lalu berniat untuk memanggil semua cucu-cucunya berkumpul di rumah nya untuk membahas harta warisan yang di milikinya untuk di bagikan kepada cucu-cucunya. Setelah beberapa lama di rumah nenek ija pun telah berkumpul semua cucu-cucunya.
Nenek ija      :  Ku kasih kumpulko semua disini nak, maui ku bahas itu pembagian harta warisan, ka tua ma, tidak mi itu ku lama hidup. Jadi sekarang ku bagi memang mi supaya nanti kalau meninggalka diantara kau semua tidak ada yang bertengkar gara-gara harta warisan” kata nenek ija
Yoka             :  Janganki bilang begitu nenek
Nenek ija      :  Tidak nak ka tua ma
Upi               :  Ki bagi mi pale cepat nenek (bentak Upi yang mulai jenuh dengan tingkah saudara dan neneknya)
Riska            :  Jangan mako buru-buru
Asra              :  Ka ada urusanta lain lagi selain ini
Nenek ija      : Begini pale nak, ku bagi mi. Ini rumah dengan tanahnya ku wariskan mi ke adeknu yang bungsu (Nurul), rumah yang ada di Batu Loe kasihmi Upi, sawah yang di Ulung Galung ku wariskan ke Riska, itu rumah kos yang ada di Makassar ku kasihmi kakak nu yang tua (Yoka), kebun durian yang di Banyorang ku wariskan ke Yoa, jadi kau Asra perhiasan sama mobilku yang kau ambil
Upi               : Kenapa na saya rumah di Batu Loe ki kasihkan nga iya nek.? Ah tidak mau ja’
Nenek ija      : Jadi apa ji kau nu maui nak.?
Upi               : Itu mi saya rumah kos yang di Makassar nenek
Nurul            : Kenapa ki kita iya kakak Upi.?  Warisanna sseng kakak Yoka ki maui.? Ka itu tommi bagianta kita yang sudah di bagikan nga nenek kita ambil
Upi               : Ka kau enakko, rumah ini di kasihkan ko yang besar ka
Riska            : Ka bukan tonji tawwa dia mau. Nenek kan yang bagikan ki
Upi               : Nenek itu salah, tidak na bagi rata i
Asra              : Kenapa nenek lagi ki salahkan iya kk Upi? Kita itu serakah duduki.
Upi               : Apa kau iya Asra.? Adek tongko baru mau ko melawan disitu
Riska            : Bukan ngi mau melawan Asra. Kau itu yang serakah sekali.
Upi               : Tidak ku serakah, tidak mau ka saya di kasih tempat terpencil.
Nurul            : Ka ki ambil mi itu kakak Upi. Itu tong isseng kita bagianta dari nenek.
Upi               : Ah, diam mako kau di situ.!!! (Dengan muka yang cemberut)
Nenek Ija      : Sudah mi jangan mako bertengkar. Kau iya Yoka, mau jako nak tukaran sama adeknu.?
Yoka             : Sembarangji saya nenek
Nenek Ija      : Itu Upi, ambil mi nak, mau ji kakak nu baku tukar sama kau
Yoa               : O Asra tukar maki kita. Ambil mi itu kebun durian nga. Tidak suka ja saya sama durian.
t-indent: -70.9pt;"> Asra              : Sembarangji saya. Kalau mau ki baku tukar maki pale.
Nenek Ija      : Jadi Riska iya, nu suka ji bagiannu nak.?
Riska            : Iye nenek, itu mi saya.
Nenek Ija      : Jadi nak selesai mi ku bagikanko warisannu masing-masing. Nanti kalau tidak ada ma, tidak ada mi lagi di bilang mau bertengkar bersaudara gara-gara harta, karena ada mi semua bagiannu masing-masing. Jadi kau nak Yoka, atur semua adeknu, kau todo isseng yang tua di antara mereka. Yang lain juga baek-baekko sama kakaknu nak.
Semua           : Iye nenek
Setelah itu, semua kembali kerumahnya masing-masing. Hanya Nurul lah yang tinggal bersama neneknya.



~Ozoga~

Tidak ada komentar: