PEMBAGIAN HARTA WARISAN
Di
pagi hari nenek ija sedang duduk sendiri sambil menatap langit. Lalu dia
teringat kepada cucu-cucunya dan memikirkan umurnya yang sudah tua. Dia lalu
berniat untuk memanggil semua cucu-cucunya berkumpul di rumah nya untuk membahas
harta warisan yang di milikinya untuk di bagikan kepada cucu-cucunya. Setelah
beberapa lama di rumah nenek ija pun telah berkumpul semua cucu-cucunya.
Nenek
ija : Ku
kasih kumpulko semua disini nak, maui ku bahas itu pembagian harta warisan, ka tua ma,
tidak mi itu ku lama hidup. Jadi sekarang ku bagi memang mi supaya nanti kalau
meninggalka diantara kau semua tidak ada yang bertengkar gara-gara harta
warisan” kata nenek ija
Yoka : Janganki
bilang begitu nenek
Nenek
ija : Tidak
nak ka tua ma
Upi : Ki
bagi mi pale cepat nenek (bentak Upi
yang mulai jenuh dengan tingkah saudara dan neneknya)
Riska : Jangan
mako buru-buru
Asra : Ka
ada urusanta lain lagi selain ini
Nenek
ija : Begini pale nak, ku bagi mi.
Ini rumah dengan tanahnya ku wariskan mi ke adeknu yang bungsu (Nurul), rumah
yang ada di Batu Loe kasihmi Upi, sawah yang di Ulung Galung ku wariskan ke
Riska, itu rumah kos yang ada di Makassar ku kasihmi kakak nu yang tua (Yoka),
kebun durian yang di Banyorang ku wariskan ke Yoa, jadi kau Asra perhiasan sama
mobilku yang kau ambil
Upi : Kenapa na saya rumah di Batu
Loe ki kasihkan nga iya nek.?
Ah tidak mau ja’
Nenek
ija : Jadi apa ji kau nu maui nak.?
Upi : Itu mi saya rumah kos yang di
Makassar nenek
Nurul : Kenapa ki kita iya kakak Upi.? Warisanna sseng kakak Yoka ki maui.? Ka itu tommi bagianta
kita yang sudah di bagikan nga nenek kita ambil
Upi : Ka kau enakko, rumah ini di
kasihkan ko yang besar ka
Riska : Ka bukan tonji tawwa dia mau.
Nenek kan yang bagikan ki
Upi : Nenek itu salah, tidak na bagi
rata i
Asra : Kenapa nenek lagi ki salahkan
iya kk Upi? Kita itu serakah duduki.
Upi : Apa kau iya Asra.? Adek tongko baru mau
ko melawan disitu
Riska : Bukan ngi mau melawan Asra. Kau itu
yang serakah sekali.
Upi : Tidak ku serakah, tidak mau ka
saya di kasih tempat terpencil.
Nurul : Ka ki ambil mi itu kakak Upi. Itu tong isseng
kita bagianta dari nenek.
Upi : Ah, diam mako kau di situ.!!! (Dengan muka yang cemberut)
Nenek
Ija : Sudah mi jangan mako
bertengkar. Kau iya Yoka, mau jako nak tukaran sama adeknu.?
Yoka :
Sembarangji saya nenek
Nenek
Ija : Itu Upi, ambil mi nak, mau ji
kakak nu baku tukar sama kau
Yoa : O Asra tukar maki kita. Ambil mi
itu kebun durian nga. Tidak suka ja saya sama durian.
Nenek
Ija : Jadi Riska iya, nu suka ji
bagiannu nak.?
Riska : Iye nenek, itu mi saya.
Nenek
Ija : Jadi nak selesai mi ku
bagikanko warisannu masing-masing. Nanti kalau tidak ada ma, tidak ada mi
lagi di bilang mau bertengkar bersaudara gara-gara harta, karena ada mi semua
bagiannu masing-masing. Jadi kau nak Yoka, atur semua adeknu, kau todo isseng
yang tua di antara mereka. Yang lain juga baek-baekko sama kakaknu nak.
Semua : Iye nenek
Setelah itu, semua
kembali kerumahnya masing-masing. Hanya Nurul lah yang tinggal bersama
neneknya.
~Ozoga~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar